Tampilkan postingan dengan label Stephen Hawking. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Stephen Hawking. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Maret 2012

Professor Abdus Salam, Fisikawan Muslim Peraih Gelar Doktor Sains Honoris Causa dari 39 universitas/lembaga ilmiah dari seluruh dunia

Prof. Abdus Salam dilahirkan pada tanggal 29 Januari 1926 di Jhang, sebuah kota kecil di Pakistan, pada tahun 1926. Ia merupakan fisikawan muslim terbaik abad 21. Ayahnya ialah pegawai dalam Dinas Pendidikan dalam daerah pertanian. Kelurga Abdus Salam mempunyai tradisi pembelajaran dan alim. Hanya sayangnya, ia memasuki Jamaah Muslim Ahmadiyyah dari Qadian, yang mempercayai kedatangan kedua dari Almasih, Nabi Isa yang kedua kalinya yang dijanjikan, Imam Mahdi, begitu juga sebagai Mujaddid pada abad ke 14 H dalam Kalender Islam dalam wujud Mirza Ghulam Ahmad, sehingga aliran ini dianggap sebagai minoritas non-Muslim di Pakistan. Akibatnya, sampai saat meninggalnya pada 1996, ia tidak pernah diberi penghargaan resmi oleh pemerintah Pakistan.

Dalam usia sangat muda (22 tahun) Salam meraih doktor fisika teori dengan predikat summa cumlaude di University of Cambridge, sekaligus meraih Profesor fisika di Universitas Punjab, Lahore. Khusus untuk pelajaran matematika ia bahkan meraih nilai rata-rata 10 di St.John’s College, Cambridge. Salam adalah satu dari empat muslim yang pernah meraih Hadiah Nobel. Tiga lainnya adalah Presiden Mesir Anwar Sadat (Nobel Perdamaian 1978), Naguib Mahfoud (Nobel Sastra 1988), Presiden Palestina Yasser Arafat (bersama dua rekannya dari Israel, Nobel Perdamaian 1995).

Senin, 19 Maret 2012

Rahasia Jadi Jenius Ala Stephen Hawking

Sekilas ia memang terlihat tak berdaya. Sudah 45 tahun hidup dijalaninya dalam kondisi lumpuh dan bergantung pada kursi roda.  Untuk bicara sekalipun, pria 68 tahun itu harus menggunakan alat bantu.

Namun, siapa yang tak kenal Stephen Hawking. Ia astrofisikawan terkemuka dunia yang menelurkan teori-teori hebat, juga nekat mengeluarkan pernyataan kontroversial: tentang Tuhan dan alien.

Ketika memberikan kuliah umum di Royal Albert Hall, London, baru-baru ini, Hawking mengaku saat anak-anak, kemampuannya tidak luar biasa.

Bahkan, sebelum berusia 8 tahun, ia tak bisa membaca. Secara akademis, kemampuannya juga lambat.

"Kakak perempuanku Philippa justru bisa membaca sejak berusia empat tahun....tapi kemudian, yang jelas ia lebih cerdas dari saya," kata Hawking, seperti dimuat situs News.com.au, Kamis 21 Oktober 2010 malam.